Kejadian memilukan ini sudah berlalu hampir sebulan dan tak juga menemukan titik terang dan solusi, dan saya ingin curhat tentang pengalaman saya agar pembaca bisa belajar dari pengalaman saya. Peristiwa tidak mengenakkan terjadi saat saya bersama teman-teman sedang bersuka cita dalam sebuah piknik. Minggu, 3 April 2011, waktu itu tujuan kita Taman Kyai Langgeng Magelang dan menyempatkan mampir ke pusat perbelanjaan Malioboro Jogjakarta. Kami tiba di Malioboro pukul 14:30 WIB saat itu hujan sangat lebat. Kami segera parkir mobil di area Mall Malioboro dan bergegas turun ke Malioboro untuk berbelanja dalam waktu yang sangat singkat agar tidak pulang terlalu malam. Teman-teman telah melakukan transaksi belanja, sedangkan saya belum karena tidak bawa uang tunai, maka saya langsung cari ATM terdekat.
Pada saat itu pukul 15:30 WIB yang paling dekat yaitu ATM BNI di depan Hotel Mutiara, yang situasi dan kondisi masih tergolong sepi karena hujan sangat lebat dan tidak ada penjagaan satpam di ATM tersebut. Saya tidak berpikir panjang karena butuh uang cepat dalam waktu belanja yang singkat. Begitu saya didepan mesin ATM saya memasukkan kartu ATM saya tetapi tiba-tiba dilayar mesin muncul tulisan "Maaf mesin ATM ini tidak dapat dipergunakan", saya langsung memencet tombol cancel untuk membatalkan transaksi, tapi kartu tidak mau keluar, dari situlah semua musibah yang menimpa saya terjadi. Perasaan saya waktu itu sangat galau, gundah, gelisah dan pikiran kacau karena panik, saya keluar bilik ATM untuk cari bantuan satpam, tapi saya tengok kanan kiri tak ada satu orang pun, yang ada hanya seorang pria muda dengan tampang orang "punya" yang umurnya sekitar 30 tahun mengantri dibelakang saya. Sontak saya berbicara kepada pria tersebut dan menginformasikan bahwa ATM macet, dan kartu saya tertelan didalam mesin. Dia langsung membantu saya dan masuk kembali kedalam bilik. Dia memencet semua tombol di mesin ATM, seperti yang saya lakuakn sebelumnya, tapi kartu tetap tak mau keluar. Alhasil, dia langsung meminta saya untuk segera telpon Call Center BNI, yang tertera di kotak mesin ATM tersebut. Saya sempat curiga karena nomor Call Center tersebut adalah nomor HP biasa dengan provider Simpati Freedom yang bernomor (0821) 14788333 persis seperti yang tertera waktu itu.
Kemudian pria pengantri ATM yang membantu saya tersebut pergi karena dia juga akan mengambil uang tapi ternyata ATM nya macet. Dia meminta saya untuk tenang dan sabar sebelum menelpon Call Center dan dia berlalu. Karena saya panik dan sangat bingung, saya reflek menelpon Call Center tersebut, dan Call Center tersebut berkata seperti Call Center pada umumnya dengan greeting, nada suara yang bagus. Call Center BNI tersebut menginstruksikan saya untuk memencet tombol tertentu agar kartu dapat keluar. Yang saya pencet adalah tombol *03 nomor pin # seperti yang dia instruksikan, nyatanya tidak ada reaksi kartu akan keluar. Dia meminta saya memencet kembali, tapi kartu tetap tidak bisa keluar. Kemudian dia meminta data pribadi saya seperti Nama Lengkap, Nomor Rekening, Nama Ibu yang akan digunakan Call Center untuk memblokir rekening saya agar aman. Saya percaya saja dan memberikan informasi lengkap. Saya juga dijanjikan akan diganti kartu ATM BNI yang terbaru dan bisa diambil keesokannya disemua cabang BNI tanpa dikenai biaya apapun. Pembicaraan saya sempat terputus karena pulsa saya habis, tetapi Call Center itu menelpon balik saya tidak lama setelah terputus, karena informasi yang saya berikan masih belum lengkap. Dia meminta saya untuk memencet ulang *03 nomor pin # dengan menyebutkan angka tombol tersebut kepada Call Center agar dia bisa mengikuti, dan saya diminta konfirmasi angka-angka tersebut melalui pembicaraan kamis, singkatnya dia meminta nomor PIN saya secara tidak langsung. Pembicaraan kami selesai dan saya dengan perasaan was was yang tidak karuan bergegas meninggalkan bilik ATM untuk bergabung dengan teman-teman saya yang masih asik berbelanja di Malioboro. Sekitar pukul 18:00 WIB kita semua pulang. Sesampai dirumah Semarang saya tidur kecapekan tanpa ada pikiran macam-macam.
Keesokan harinya hari Senin tanggal 4 April 2011 sekitar pukul 12:00 WIB saya ke Bank BNI Syariah cabang A.Yani Semarang untuk mengambil kartu ATM saya yang baru seperti yang dijanjikan pria Call Center waktu itu. Sialnya, waktu di Customer Service saya shock karena buku tabungan saya di print dan Saldo saya sekitar 6 juta amblas, hilang, dan habis, saya sontak berpikir kalo saya ditipu. Mbak Customer Service akhirnya menjelaskan kalo saya terkena kasus penipuan dengan modus ATM macet seperti kebanyakan orang alami, dengan pelaku 2 orang dengan perangkat gergaji kecil. Saya diprintkan transaksi yang pelaku lakukan, karena si pelaku mengambil tabungan saya melalui ATM Bersama dan sebagian untuk berbelanja di Hero Mall Malioboro dengan cara kartu digesek. Saya diminta mbak Customer Service untuk segera melapor ke polisi. Siang itu saya langsung ke kantor polisi Polsek Sidodadi Semarang dan saya menceritakan kejadian saya, akhirnya saya diminta untuk melaporkan kejadian yang saya alami ke Poltabes Jogjakarta, karena tempat kejadian/TKP berada di kota tersebut. Tanpa banyak berpikir, karena saya tidak bisa tidur siang itu untuk menenangkan diri, maka malamnya saya langsung meluncur kembali ke Jogja. Sesampainya sekitar pukul 21:00 WIB saya tiba menuju Malioboro lagi dan mencari lokasi Poltabes Jogjakarta. Setibanya di kantor polisi saya melapor dan menceritakan semuanya, sampai saya mendapat Surat Keterangan Kepolisian dan diinvestigasi oleh polisi penyidik selama 2 jam sampai pukul 23:30 WIB, semua bukti print-out transaksi pelaku juga sudah saya serahkan kepolisi tersebut, saya diberitahu polisi bahwa pelaku akan dikenai 2 pasal yaitu penipuan dan pencurian dengan hukuman penjara lebih dari 5 tahun. Tragisnya saya menjadi korban kesekian dari ATM depan Hotel Mutiara tersebut, karena ternyata tahun lalu sudah terjadi hal yang persis seperti yang saya alami, tetapi pelakunya telah tertangkap, dan 2 orang tersebut salah satunya tidak ada yang mirip pelaku penipuan saya yang pura-pura menjadi pengantri ATM. Malam semakin larut tepat pukul 00:00 WIB saya bergegas pulang.
Pengalaman pahit ini masih saya rasakan sampai sekarang dan saya masih trauma mengambil uang di ATM sepi. Saya hanya bisa memberikan informasi melalui blog ini, bahwa pelaku penipuan ATM masih meraja lela, nyatanya tidak hanya saya yang bulan April ini menjadi korban penipuan, tetapi beberapa teman dekat saya di Semarang juga terkena peristiwa penipuan seperti ini di bulan ini juga. Saya menyesalkan kenapa kejadian seperti ini bisa terulang kembali di ATM yang sama, tanpa penjagaan ketat. Walaupun saya melihat masih ada CCTV didalam bilik ATM tersebut, tetapi meminta bantuan satpam terdekat adalah cara paling efektif agar kita tidak was-was apabila kartu ATM macet.
Sampai akhir bulan April ini kasus saya belum sedikitpun menemukan titik terang, dan tidak ada informasi apapun yang saya dapatkan dari Poltabes Jogja. Saya hanya berharap polisi cepat bertindak agar kasus yang meresahkan masyarakat ini bisa segera terugnkap sebelum korban yang lain berjatuhan. Terutama dengan modus kartu ATM macet, tempelan stiker Call Center palsu, dan tidak adanya Razia mesin ATM dan penjagaan serta pengamanan ketat disekitar bilik ATM yang memudahkan pelaku melakukan aksinya dengan sangat mulus. Saya sebagai manusia hanya bisa berusaha mendapatkan keadilan, pasrah dan ikhlas dengan apapun hasil yang saya dapat. Dengan kejadian yang menimpa saya dan ini menjadi pengalaman yang sangat berharga buat saya pribadi agar lebih waspada dan berhati-hati dimanapun berada.
No comments:
Post a Comment